BARU saja Rasulullah hendak tinggal dan menetap di Madinah, lalu datanglah Al Ghumaisha’ binti Milhan, ibunya Anas bin Malik, menghadap beliau. Al Ghumaisha’ membawa anaknya yang masih kecil yang diajak untuk menghadap Rasulullah. Saat itu Anas berambut poni dengan uraian rambut kecil yang bergerak ke kanan dan ke kiri menutupi keningnya.

Jakarta - Imam Malik bin Anas adalah ulama pendiri mazhab Maliki. Ia menguasai ilmu di bidang fikih dan Malik bin Anas memiliki nama lengkap Imam Malik bin Anas bin Malik bin Abu 'Amir bin Amr ak-Ashbahi al-Madani, sebagaimana dijelaskan Muhammad Mustafa Maraghi dalam Al-Fath al-Mubin fi Thabaqat Malik bin Anas juga biasa dipanggil Abu Abdullah dan Al-Ashbahi yang merupakan nama julukan dari sang kakek. Silsilahnya sampai pada Ya'rab bin Qahthan suatu kabilah besar di Yaman. Imam Malik bin Anas dilahirkan di Madinah pada tahun 93 H atau 714 M. Saat menginjak usia dewasa, ia sudah mulai menghafal Al-Qur'an dan sudah menunjukkan keinginannya dalam ilmu belajar dari Rabi'ah dan Abdurrahman bin Hurmuz untuk mendengarkan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Ia juga belajar kepada az-Zuhri dan Nafi, serta Ibnu Umar. Ia juga belajar ilmu qira'at kepada Nafi bin Abi Nu' Malik bin Anas dipandang sebagai seorang yang ahli dalam berbagai bidang ilmu, khususnya ilmu hadits dan fikih. Tentang penguasaannya dalam hadits, ia sendiri pernah mengatakan, "Aku telah menulis dengan tanganku sendiri hadits."Pada kesempatan lain, ia mengatakan "Aku datang kepada Sa'id bin al-Musayyab, Urwah al-Qasim, Abu Salamah, Humaid, dan Salim secara bergiliran untuk mendengarkan hadits. Dari masing-masing mereka, aku terima 50-100 hadits. Sesudah itu, aku pulang dan aku telah dapat menghafalnya tanpa keliru sedikitpun."Sepanjang hidupnya, Imam Malik bin Anas selalu dengan sikap takwa, rajin salat, melayat ke orang-orang yang sudah meninggal, menjenguk yang sakit, memenuhi kewajibannya, I'tikaf di masjid dan berkumpul dengan teman-temannya, serta menjawab persoalan-persoalan yang sangat berhati-hati, baik dalam menyampaikan hadits maupun memberikan fatwa. Hadits yang diterima hanyalah jika disampaikan oleh orang-orang yang benar dan pun dengan fatwa yang diberikan harus dengan keyakinan sepenuhnya. Kebiasaan Imam Malik bin Anas ketika ingin menyampaikan sebuah hadits, ia terlebih dahulu akan mengambil wudhu dan duduk dengan tenang, lalu menyisir ada yang menanyakan mengapa ia melakukan hal tersebut, ia menjawab, "Aku senang menghormati hadits Rasulullah berada di Madinah, ia tidak pernah naik kendaraan meskipun usianya sudah tua dan lemah. Ia menuturkan bahwa Madinah merupakan tempat di mana Rasulullah SAW disemayamkan, oleh karena itu ia tidak menaiki kendaraan apa mengenai Imam Malik bin Anas juga disampaikan oleh Wahbah Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 1. Dikatakan bahwa Imam Malik bin Anas hidup dalam dua zaman pemerintahan, yaitu pemerintahan Bani Umayyah dan Bani Malik dikenal sebagai imam dalam ilmu hadits dan fikih. Salah satu kitabnya yang terkenal adalah al-Muwaththa' sebuah kitab besar yang memuat mengenai hadits dan fiqih. Imam asy-Syafi'i bahkan pernah berkata, "Malik adalah guru saya, saya menuntut ilmu darinya. Dia adalah hujjah di antara saya dengan Allah. Tidak ada seorang pun yang berjasa pada saya melebihi jasa imam Malik. Jika nama ulama disebut, maka nama Malik-lah yang paling bersinar." Simak Video "5 Cendekiawan Muslim yang Sangat Berpengaruh di Dunia " [GambasVideo 20detik] kri/kri

Faedah dari hadits di atas: Dianjurkan untuk membiasakan do’a tersebut. Do’a tersebut berisi permintaan agar kita diberi keselamatan terhindar dari sifat-sifat jelek yang disebutkan di dalamnya. Do’a tersebut berisi permintaan agar kita tidak terjerumus dalam sifat-sifat jelek tersebut.
Pecihitam.org - Hadits Shahih Al-Bukhari No. 149 – Kitab Wudhu ini, Imam Bukhari memberi judul dengan “larangan istinja’ dengan tangan kanan’” hadis ini
To proceed – it has been related to us from `Ali bin Abī Ṭālib, `Abdullāh bin Mas‘ūd, Mu‘ādh bin Jabal, Abūd-Dardā’, Ibn `Umar, Ibn ʽAbbās, Anas bin Mālik, Abū Hurayrah and Abū Sa`eed al-Khudri (may Allah be pleased with them) through numerous chains with varied narrations that the Messenger of Allah (ﷺ) said, "Whoever Narrated Anas bin Malik: We arrived at Khaibar, and when Allah helped His Apostle to open the fort, the beauty of Safiya bint Huyai bin Akhtaq whose husband had been killed while she was a bride, was mentioned to Allah's Apostle. Dalam sebuah riwayat Anas bin Malik berkata, “Saat Rasulullah saw. hijrah ke Madinah, usiaku delapan tahun, kemudian ibuku mendatangi beliau seraya berkata, ‘Ya Rasulallah sesungguhnya mereka adalah para pria Anshar, dan para istrinya telah memberikan persembahannya untukmu, sedang aku tidak memiliki suatu apapun untuk aku berikan kepadamu . 262 304 221 166 327 160 417 47

hadits anas bin malik 72